Kunjungan Survey Savemillions Senin 13 Juni 2016 ke Sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC Kota Bandung
Kunjungan Survey Savemillions Senin 13 Juni 2016 ke Sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC Kota Bandung
Pada hari Senin 13 Juni 2016 Savemillions mengunjungi Sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC Kota Bandung. Lokasi tepatnya di Jl. Mustang No. 46 Bandung, dekat Jl. Unpar. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pembinaan Anak Cacat cabang Bandung di Jl. Tamansari, sebuah lembaga sosial kemanusiaan, nirlaba. Dari yayasan ini disarankan oleh Ibu. Siti Aminah supaya juga mengunjungi Sekolahnya jikalau memang ingin mengetahui dengan lebih jelas lagi program pendidikan dari YPAC. Kunjungan diterima oleh Bpk. Windarto. Melalui beliau ini dipertemukanlah Savemillions dengan Kepala Sekolah, yaitu Ibu. Suherni.
Adapun Visi-Misi Sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC, yaitu:
Visi: Terbentuknya siswa yang mandiri, berilmu, bertaqwa, berakhlak mulia, peduli sesama dan lingkungan yang dijiwai dengan nilai-nilai budaya. karakter bangsa.
Misi: 1). Mengembangkan secara optimal potensi yang dimiliki. 2). Mengembangkan budi pekerti berdasarkan prinsip akhlak mulia. 3). Mengembangkan sikap peduli terhadap sesama.
Foto. 1: Kepala Sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC Kota Bandung, Ibu. Suherni.
Siswa siswi Sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC sebagian memiliki orangtua yang ekonominya mampu, yang lainnya berasal dari keluarga yang tidak mampu. Ini menjadi masalah dimana ada yang SPP pun nunggak beberapa bulan. Sekolah prihatin karena SPP yang seharusnya masuk ke Yayasan YPAC selalu mandek di para orangtua. Mengenai SPP menurut ibu Suherni nominalnya beragam. Ada subsidi silang, yang dari keluarga mampu akan membayar SPP dengan nominal yang jauh lebih besar, sedangkan yang dari keluarga tidak mampu membayar SPP dengan nominal yang jauh lebih kecil. Karena subsidi silang sehingga setidaknya akan tercover, sayangnya tetap jadi dilema bagi YPAC.
Walaupun mereka tidak membayar SPP tapi tetap ada izin untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sekolah. YPAC terus berupaya untuk mencari donasi bagi mayoritas anak dari keluarga tidak mampu dan sering menunggak. Ada kemungkinan SPP wajib dibayar tersebut dialihkan ke porsi lain, mungkin juga sebagai akibat dari kurang sadarnya orangtua terhadap kewajibannya selama anaknya bersekolah di Sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC. Mengenai nominal donasi kebutuhan YPAC untuk mengatasi masalah tersebut bagi ibu. Suherni, relatif.
“Biaya mereka ke dokter…. Memang harus ada obat yang selalu diminum untuk menghilangkan epilepsinya….Ada memang anak harus selalu minum obat dari dokter…. Kalau tidak minum obat maka kambuhlah. Kasihan kalau kambuh kan, seperti anak epilepsi,…. semakin sering kambuh bukan makin bagus, kontraksi ototnya, mungkin sarafnya dan otot-ototnya makin kaku…. pasti telat minum obat…. biasanya menurun, akibat ke konsentrasinya menurun, kurang fokus. Ada beberapa anak yang harusnya ngonsumsi obat karena kemampuan orangtua terbatas akhirnya tidak minum obat, mundur, terjadi kemunduran, sering steplah istilah, epilepsi,…. ” – Ibu. Suherni
Biaya untuk merawat anak-anak yang terlahir cacat bukanlah kecil, biaya hidup mereka secara ekonomis sangat mahal. Apalagi bagi yang di sekolah membutuhkan pendamping khusus di dalam pembelajaran. Bagi orangtua yang awam, biaya hidup anak mereka akan terasa sangat mahal dan memberatkan. Siswa siswi Sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC saat ini ada enam puluh satu orang anak, dari tingkat kecaacatan ringan-menengah-hingga berat.
Harapan ibu kira-kira donasinya sebaiknya dalam bentuk apa? Ibu. Suherni menjelaskan: Kalau untuk lembaga dibutuhkan sarana prasarana Sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC, karena masih kurang, belum memiliki Rumah ADL, yaitu Rumah “Activity Directing Living”. Melaluinya akan dapat mengajarkan anak hidup sehari-hari, rumah kegiatan untuk sehari-hari. Anak-anak YPAC dari A sampai Z masih bergantung pada orangtua. Harapan ibu. Suherni dengan adanya Rumah ADL akan dapat diajarkan bina diri dan bina gerak. Ini ada di kurikulum sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC. Anak-anak tingkat kecacatan berat harapannya tidak terlalu muluk-muluk, hanya hingga dapat bersosialisasi saja. Ini merupakan harapan yang menurut orang banyak tidak terlalu muluk, tapi sebenarnya adalah suatu tugas berat yang pencapaiannya pun menuntut kerja keras dengan hati melayani.
“Karena kami Rumah ADL belum punya Rumah yang untuk mengajarkan anak hidup sehari-hari…. Activity Directing Living, Rumah kegiatan untuk sehari-hari, miniaturnya-lah, model seperti halnya di rumah-lah suasananya. Ada kamar, bisa ada tempat nyuci, ada alatnya…. dari mulai bangun tidur, misalnya merapikan tempat tidur, makan harus seperti apa, masak, nyalakan kompor, misalnya bikin air minum harus seperti apa, mandi dan sebagainya-lah… Mayoritas membutuhkan itu anak kami”. – Ibu. Suherni
Bpk. Windarto mengatakan: “Semoga harapannya akan kabar baik yang sudah disampaikan Savemillions bisa terealisasi, beliau tidak menginginkan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Donasi sangat diperlukan”.
Pukul 11.00 Wib ketika anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian D YPAC selesai belajar, izin untuk membuat dokumentasi diberikan ibu. Suherni. Tepat tengah hari setelah maksud dan tujuan kunjungan tercapai, Savemillions kembali melanjutkan perjalanan. Demikian hasil survey kunjungan Savemillions. – (Savemillions)